Advice in the hadith
aihi wa sallam said in a hadith narrated by Abu Ruqoyyah Tamim bin Aus Ad-Daary somebody making anhu,أن النبي صلى الله عليه و سلم قال: "الدين النصيحة". قلنا: لمن يا رسول الله? قال: "لله, و لكتابه, و لرسوله, و لأئمة المسلمين, و عامتهم.""Religion is advice". We asked: "To whom, O Messenger of Allah?" He replied: "For Allah, His
Book, His Messenger, the leaders of the Muslims and for Muslims in
general." (HR. Muslim)Meaning the hadithAl Khattabi said: Advice is a broad phrase meaning coverage. Its meaning is wishers of people who were given advice. It also said that word of advice is taken from a sentenceنصح الرجل ثوبه إذا خاطه(Man sewing clothes).Someone
who gives advice likened to those who sew clothes because people who
give advice to others is essentially a repair person advised, so people
who sew clothes with holes (he fixing holes found on the clothes). (Ash-Syarhul Kabiir 'alal Arba'in an nawawiyyah, 183)Shaykh Salih Alu Shaykh said that advice with the meaning of "wishers
of people who advised" is the meaning of the advice relates to the
advice to the leaders of the Muslims and the Muslims in general.As
for the meaning advice to the first three (ie Allah, His Book and His
Messenger), then the meaning of the association between two things, one
of which entitles the other. So there is no hostility between them.It is known also that a slave closer to his Lord in a way to meet all of his rights which is the duty of a servant. Similarly, in fulfilling the rights of the Qur'an as well as the rights of the Prophet sallallaahu 'alaihi wa sallam. (Ash-Syarhul Kabiir 'alal Arba'in An Nawawiyyah, 629-630)The content of the hadithAdvice to Allah wa Ta'ala SubaanahuIn light of the above that the meaning of God is merapatnya advice to
the relationship between a servant to God by a servant carrying out the
rights of Allah whether it is mandatory or mustahab rights.As
Sa'diy Shaikh explained that the meaning advice to Allah Ta'ala is a
servant will understand the unity of God, clicking esakan God in perfect
properties without any like Him from all sides, do worship Him either Zahir and mentally, always feel hope and fear accompanied by always repent and seek forgiveness. This
is because the real servant certainly never underestimate anything of
the obligations that God gave, or sometimes a servant fell on matters
that are forbidden. With sincere repentance and forgiveness are constantly then will close its shortcomings and will enhance and charitable deeds. (Ash-Syarhul Kabiir 'alal Arba'in An Nawawiyyah, 187)Advice to KitabullahAs
Sa'diy Shaikh explained that the advice to the Book of Allah is to
memorize and mentadabburinya, learn lafadz-lafadz and its meaning, and
earnest in practicing abortion. (Asy Syarhul Kabiir 'alal Arba'in An Nawawiyyah, 187)Advice to the ApostleAs
Sa'diy Shaikh explained that the advice to the Apostle is with faith
and love her, put Him than himself, his property or his son. Ittiba '(imitate) the Apostles in the case of subjects of religion and its branches case. Giving
priority to the words of the Apostle other than human words and earnest
in taking instructions from his instructions and in helping his
religion. (Asy Syarhul Kabiir, 187)Advice to the leaders of the MuslimsShaykh
Salih Alu Shaykh explained that the advice of the leader of the Muslims
is to give them the rights which God has given to them, God has
described in his books or who have been the Prophet sallallaahu 'alaihi
wa sallam explained in his Sunnah. Among
these rights is to obey them in matters which ma'ruf, leaving obedience
in the case of immoral, gathered by them in the right case and
instructions and in case we know nothing immoral in it. And includes advice for them is to give advice to the meaning of reminding keasalahan-fault them. Ibn
Daqiqil 'id say that this form of legal advice is fardhu kifayah, then
if there are already some people who do it then fell off other
obligations. (Asy Syarhul Kabiir, 633).Advice to the Muslims in generalShaykh
Muhammad bin Salih Al 'Uthaymeen explained that the shape of advice to
the Muslims in general is to reveal the love of them, revealed the face
beaming, sending greetings, advising, mutual mutual help and other
things that can bring serious benefits and eliminate mafsadat. (Ash-Syarhul Kabiir, 181)Shaykh Ibn 'Uthaymeen said, Know that your words of one of the Muslims is not to be confused with yours against a leader. Your word against a dissident is not to be confused with yours against those who are still ignorant. Thus, there is every condition the words (as appropriate). So, give advice to the Muslims in general everything you can. (Asy Syarhul Kabiir, 181)Hopefully that little can provide benefits to authors and those who read it.Sallallaahu wa 'ala Alihi muhammadin wa' ala wa aalihi shahbihi ajma'in
Indonesian
Nasihat dalam Hadits
aihi
wa sallam bersabda
dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Ruqoyyah Tamim bin Aus Ad-Daary radhiallahu
‘anhu,
أن النبي صلى
الله عليه و
سلم قال: “الدين
النصيحة”. قلنا:
لمن يا رسول
الله؟ قال: “لله,
و لكتابه, و
لرسوله, و لأئمة
المسلمين, و
عامتهم .”
“Agama
adalah nasihat”.
Kami bertanya: “Bagi siapa wahai Rasulullah?” Rasulullah menjawab:
“Bagi Allah, kitab-Nya, Rasul-Nya, bagi para pemimpin kaum muslim dan bagi
kaum muslim secara umum.” (HR. Muslim)
Makna
hadits
Al
Khaththabi mengatakan: Nasihat adalah sebuah kalimat yang luas cakupan
maknanya. Maknanya adalah menghendaki kebaikan bagi orang yang diberi nasehat.
Dikatakan pula bahwa kata nasihat diambil dari kalimat
نصح الرجل ثوبه
إذا خاطه
(seorang
laki-laki menjahit pakaiannya).
Seseorang
yang memberi nasihat diserupakan dengan orang yang menjahit pakaian karena
orang yang memberi nasehat kepada orang lain pada hakikatnya adalah memperbaiki
orang yang dinasehati, demikian orang yang menjahit baju yang berlubang (ia
memperbaiki lubang yang terdapat pada baju tersebut). (Asy-Syarhul Kabiir
‘alal arba’in an nawawiyyah, 183)
Syaikh
Shalih Alu Syaikh mengatakan bahwa nasehat dengan makna “menghendaki
kebaikan bagi orang yang dinasehati” adalah makna nasehat berkaitan dengan
nasehat untuk para pemimpin kaum muslim dan kaum muslim secara umum.
Adapun
makna nasehat kepada tiga yang pertama (yaitu kepada Allah, Kitab-Nya dan
Rasul-Nya), maka maknanya jalinan hubungan antara dua hal, dimana yang satu
memberikan hak kepada yang lainnya. Sehingga tidak ada permusuhan diantara
keduanya.
Telah
diketahui pula bahwa seorang hamba mendekatkan diri kepada Rabb-nya dengan cara
memenuhi seluruh hak-hak-Nya yang merupakan kewajiban seorang hamba. Demikian
pula dalam memenuhi hak-hak Al Qur’an maupun hak-hak Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam. (Asy-Syarhul Kabiir ‘alal arba’in An Nawawiyyah, 629-630)
Kandungan
hadits
Nasehat
kepada Allah Subaanahu wa Ta’ala
Berkaitan
dengan penjelasan di atas bahwa makna nasehat kepada Allah adalah merapatnya
hubungan antara seorang hamba dengan Allah dengan cara seorang hamba
melaksanakan hak-hak Allah baik itu berupa hak yang wajib maupun mustahab.
Syaikh
As Sa’diy menjelaskan bahwa makna nasehat kepada Allah Ta’ala adalah
seorang hamba memahami akan keesaan Allah, meng-esakan Allah dalam sifat-sifat
yang sempurna tanpa adanya satupun yang menyerupai-Nya dari segala sisi,
melakukan peribadahan kepada-Nya baik secara zahir maupun batin, selalu merasa
harap dan takut disertai dengan selalu bertaubat dan istighfar. Hal ini karena
sesungguhnya seorang hamba pasti pernah meremehkan sesuatu dari
kewajiban-kewajiban yang Allah berikan atau terkadang seorang hamba terjatuh
pada perkara yang diharamkan. Dengan taubat yang sungguh-sungguh dan istighfar
yang terus menerus maka akan menutup kekurangan-kekurangannya dan akan
menyempurnakan perbuatan dan amalnya. (Asy-Syarhul Kabiir ‘alal
Arba’in An Nawawiyyah, 187)
Nasehat
kepada Kitabullah
Syaikh
As Sa’diy menjelaskan bahwa nasehat kepada kitabullah adalah dengan
menghafalnya dan mentadabburinya, mempelajari lafadz-lafadz dan makna nya, dan
bersungguh-sungguh dalam mengamalkan kandungannya. (Asy Syarhul Kabiir
‘alal arba’in An Nawawiyyah, 187)
Nasehat
kepada Rasul
Syaikh
As Sa’diy menjelaskan bahwa nasehat kepada Rasul adalah dengan mengimani dan
mencintai-nya, mendahulukannya dibanding dirinya, hartanya maupun anaknya. Ittiba’
(meneladani) para Rasul dalam perkara pokok-pokok agama maupun perkara
cabangnya. Mengutamakan perkataan Rasul dibanding perkataan manusia lain dan
bersungguh-sungguh dalam mengambil petunjuk dari petunjuk-petunjuknya dan dalam
menolong agamanya. (Asy Syarhul Kabiir, 187)
Nasehat
kepada pemimpin kaum muslim
Syaikh
Shalih Alu Syaikh menjelaskan bahwa nasehat bagi pemimpin kaum muslim adalah
dengan memberikan hak-hak mereka yang telah Allah berikan kepada mereka, yang
telah Allah jelaskan dalam kitab-kitab-Nya maupun yang telah Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam jelaskan dalam sunnah beliau. Di antara hak tersebut
adalah mentaati mereka dalam perkara yang ma’ruf, meninggalkan ketaatan dalam
perkara maksiat, berkumpul dengan mereka dalam perkara hak dan petunjuk dan
pada perkara yang kita ketahui tidak ada kemaksiatan di dalamnya. Dan termasuk
nasehat bagi mereka yaitu memberikan nasehat dengan makna mengingatkan
keasalahan-kesalahan mereka. Ibnu Daqiqil ‘id berkata bahwa bentuk nasehat ini
hukumnya adalah fardhu kifayah, maka jika sudah ada sebagian orang yang
melakukannya maka gugurlah kewajiban yang lainnya. (Asy Syarhul Kabiir,
633).
Nasehat
kepada kaum muslim secara umum
Syaikh
Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin menjelaskan bahwa bentuk nasehat kepada kaum
muslim secara umum adalah dengan menampakkan kecintaan kepada mereka,
menampakkan wajah yang berseri-seri, menebarkan salam, menasihati, saling
tolong-menolong dan hal-hal lain yang dapat mendatangkan maslahat dan
menghilangkan mafsadat. (Asy-Syarhul Kabiir, 181)
Syaikh
Al ‘Utsaimin berkata, Ketahuilah bahwa perkataanmu terhadap salah seorang kaum
muslim tidaklah boleh disamakan dengan perkataanmu terhadap seorang pemimpin.
Perkataanmu terhadap seorang pembangkang tidaklah boleh disamakan dengan
perkataanmu terhadap orang yang masih bodoh. Maka, setiap kondisi orang ada
perkataan (yang sesuai). Maka, berilah nasehat kepada kaum muslimin secara umum
semampumu. (Asy Syarhul Kabiir, 181)
Semoga
yang sedikit ini dapat memberikan manfaat bagi penulis maupun orang-orang yang
membacanya.
Wa
shallallahu ‘ala nabiyyina muhammadin wa ‘ala aalihi wa shahbihi ajma’in